Jangan berpikiran negatif, baca saja dulu. 🙂
Ini adalah kisah Dina.
Dina adalah seorang anak berumur 7 tahun. Ibunya sudah meninggal 2 tahun lalu dan ia sekarang hidup bersama ayahnya. Ayahnya adalah pengusaha sukses yang mapan. Dina pun disekolahkan di sekolah internasional yang mahal dan berkualitas. Namun, Dina jarang sekali bisa bertemu ayahnya karena ayahnya pulang kerja di atas jam 9 disaat Dina sudah tertidur dan pergi sebelum Dina terbangun.
Suatu hari Dina terlihat sangat senang sekali. Hal ini karena malam itu ini merencanakan untuk tidur lebih larut karena esok harinya kebetulan hari libur.
Ia menghabiskan malamnya dengan menonton film kartun kesukaannya sambil menanti ayahnya pulang. Rupanya malam itu ayahnya sedikit terlambat karena urusan di kantor. Namun saking rindunya Dina kepada ayahnya, iya memaksa untung tetap terjaga walaupun matanya sudah memerah karena terkantuk.
Akhirnya ayahnya pun pulang. Dengan gembiranya Dina berlari menghampiri ayahnya sambil memeluknya….
“Papa, Dina kangen banget deh sama Papa….!”
“Iya, Papa juga kok Dina. Tapi ini sudah malam.. Papa capek. Dan kamu juga seharusnya sudah tidur, ini kan sudah jam 11 malam.”
“Tapi Dina mau ngobrol-ngobrol dulu dengan papa…” jawab Dina dengan manja.
“ya sudah. Kamu mau ngobrolin apa sama papa?”
“Begini, Pa. Gaji papa sebulannya berapa sih…?”
Dengan sedikit bingung dan malas papanya menjawab, “buat apa kamu tanya hal seperti itu? itu bukan urusan anak kecil.”
“Ah…Papa.. DIna kan mau tau… Berapa sih Pa…??”
“Sudah ah..papa ga mau membahasnya…”
Sambil terus merengek Dina terus bertanya kepada ayahnya. Namun, ayahnya tetap tidak menjawab. Ia pun mengubah pertanyyaannya, “kalau begitu begini. Bos papa, bayar papa berapa perjamnya?”
“hemm…Rp 40.000,00 dan sehari ada 8 jam,” jawab ayahnya yang akhirnya terpancing juga….