Tidak banyak orang indonesia yang mampu menjadikan namanya sebagai lambang hotel prestisius dan ternama sebagaimana Sahid. Ia mempunyai 14 hotel mencakup 2750 kamar dan sudah menerima 15 tanda jasa dan bintang kehormatan atas karyannya.Tahukah Anda bagaimana Sahid memulainya?
Apakah ia berasal dari keluarga yang kaya?
Ketika Sukamdani kecil, kehidupan kedua orang tuanya prihatin.
Bapaknya membuka usaha jahitan, dan ia membantu ibunya membuka usaha warung kecil-kecilan dan menjual makanan.
Tahun 1952, di usia 24 tahun ia merantau ke Solo ke Jakarta untuk memperbaiki nasib. Waktu turun dari kereta di stasiun gambir modalnya hanyalah koper dan sebuah sepeda. Sahid menikah di jakarta dan tinggal di kamar gedeg(bambu) dengan ukuran 3×3. Ia bekerja di percetakan, lalu dengan kerja kerasnya ia bisa membangun percetakanya sendiri. Selanjutnya ia bisa membeli tanah dan rumah tempat ia menyewa rumah. Kini di atas tanah tersebut berdiri Hotel Sahid di jalan Sudirman yang merupakan jalan utama di ibu kota.
Apa pelajaran yang bisa di ambil :
Segalanya bisa dimulai dari bawah, jika keuangan dikelola dengan baik.