Selama 4 hari 3 Malam saya tinggal di sebuah Desa di Sumatera Selatan, membantu teman saya mempromosikan pupuk buat perkebunan dan pertanian. Saya dan rekan lagi mempromosikan pupuk organik Tiens Golden Harvest, sebuah produk pupuk revolusioner, pupuk organik. Yah, di blog ini saya tidak banyak promosi ataupun cerita tentang pupuk ini, ntar gak nyambung. Buat yang pengen tau tentang keistimewaan pupuk Tiens Golden Harvest ini, bisa kontak ke : bewinner@telkom.net. Di daerah ini, yang jalan masuknya masih tanah merah dan berbatu-batu, ada ribuan, puluhan ribu kebun kelapa sawit. Malah kalo mau jalan lagi ke pelosok, ada ratusan atau jutaan hektar perkebunan.

Saya melihat ada kebun kelapa sawit yang terurus, ada juga yang tidak terurus/tidak terawat. Kebun yang terawat biasanya dirawat langsung oleh yang punya, sedangkan kebun sawit yang tidak terawat, yah, saya nyebutnya hutan sawit kali yah 🙂 rumput liar menyertai lahan, pelepah yang rusak tidak dibuang, biasanya pemiliknya orang luar daerah, yang pengurusnya orang daerah, namun kurang merawat milik pemiliknya.

Mengurus dan merawat perkebunan itu sama halnya dengan menuju sukses. Dalam perjalanan menuju sukses, mirip dengan prinsip perkebunan ini. Bibitnya harus dipupuk, dijaga dari hama-hama ataupun gulma. Impian harus selalu dipupuk, dengan memiliki lingkungan yang mendukung impian, membaca kisah-kisah sukses, buku-buku tentang kesuksesan, mendengarkan audio kesuksesan. Dengan demikian, impian terjaga dari “pencuri-pencuri impian”. Pemupukan dalam perkebunan ibaratnya proses belajar kita dalam meraih sukses. Dalam proses sukses, kita harus mengikuti seminar, training/ pelatihan, briefing, pemantapan goal setting, konsultasi dan sharing dengan yang sudah berpengalaman.

Nah, dalam menebang pohon-pohon atau tanaman yang mengganggu, kita tidak cukup hanya menebang selalu, kampak atau alat gergaji yang dipakai pun harus selalu diasah, diganti dengan yang baru mata gergaji yang sudah tumpul. Terkadang kita terlalu banyak fokus pada “menebang pohon”, namun lupa “mengasah kampak” yang kita pakai. Kalo kejadian seperti ini terjadi, artinya bisnisnya berkembang, namun orang yang mengelola bisnis tidak/belum bertumbuh. Sayang sekali. “Mengasah kampak” berbareng dengan “menebang pohon”. “Bertumbuh” seiring perkembangan bisnis.

So, mari kita pastikan “bertumbuh” dan “berkembang”. Bisnis berkembang dan kita bertumbuh. Ini sharing saja, silahkan dibaca-baca dahulu, apabila cocok buat anda, silahkan diambil dan dibagikan informasi ke teman atau keluarga yang mungkin membutuhkan artikel-artikel dalam blog ini.