Artikel ini saya dapatkan dari seorang teman, artikel yang unik. Belajar dengan Nobita. Ehm..kalo nyebut Nobita, apa yang terlintas dalam pikiran Anda??? Mungkin persepsi Anda tentang Nobita ini sama dengan persepsi saya juga sebelum membaca artikel ini. Mari kita lihat, kenapa kita bisa belajar dengan Nobita:-)
Ketika saya mengalami hambatan dalam hidup, saya teringat pada Nobita. Dialah yang menjadi sumber inspirasi saya untuk tetap bertahan dan berjuang menghadapi segala rintangan yang ada. “Lho, mengapa Nobita?” mungkin Anda bertanya-tanya, “bukankah dia hanya bocah bodoh cengeng yang selalu bergantung pada Doraemon? Kalau mengambil inspirasi dari dia bisa-bisa kita tidak pernah maju dong?”
Izinkan saya untuk tidak setuju dengan Anda.
Nobita bukan bocah bodoh yang cengeng belaka; dia memunyai sifat-sifat lain yang mungkin luput dari perhatian, tapi toh nyata. Pertama, saya akan menyinggung fakta bahwa meskipun ia selalu diperlihatkan mendapat nilai 0 ketika ulangan, ia tidak pernah tinggal kelas. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua nilainya 0. (dan memang tidak, dia pernah diceritakan mendapat nilai 65 dan bahkan 100.)
Perlu saya tekankan bahwa meskipun ia memang sering dibantu Doraemon dalam menghadapi ujian, dia tidak pernah melakukan kecurangan ketika ujian. Suatu ketika ketika ia hendak memakai Pensil Komputer untuk mendapat jawaban benar secara otomatis saat ujian, ia segera mengurungkan niatnya dan memilih untuk mengerjakannya dengan cara yang jujur.
Hal kedua yang ingin saya sampaikan adalah mengenai insistensinya untuk tetap bergerak maju.Memang ada saat-saat ketika Nobita mengalami kejatuhan mental tapi dia tak pernah berlama-lama bersikap demikian. Saya menemukan bahwa selain karena dukungan Doraemon, ia juga telah berjanji pada neneknya untuk meniru boneka daruma: “yang selalu segera bangkit tegak kembali dengan muka yang tegar walaupun jatuh terguling-guling.”
Anda bisa menyanggah bahwa ia bisa terus maju dan ‘selamat’ hanya karena bantuan Doraemon dan dia selalu tergantung padanya dalam memecahkan setiap masalah. Perlu diingat bahwa ketika Nobita SMP Doraemon sudah tidak ada, yang berarti ia berjuang tanpa Doraemon mengarungi masa SMP-SMU-Kuliah. Ia pun pernah berjanji tidak memanggil Doraemon seharian penuh agar Doraemon bisa liburan dengan tenang, dan berhasil menepati janjinya walaupun hari itu ia lebih sial dari biasanya.
Satu kisah yang membuat saya sangat mengagumi Nobita adalah kisah kepergian Doraemon. Ketika Doraemon akhirnya memutuskan untuk pulang ke masa depan, Nobita menangis, merengek dan memohon agar Doraemon tidak pergi. Namun pada malam harinya ia terang-terangan menantang Giant dan berhasil membuat Giant lari setelah pertarungan yang berat sebelah. Nobita yang babak belur lalu berkata Doraemon; “aku menang, Doraemon. Pulanglah tanpa rasa khawatir, sebab tanpamu aku masih bisa menang…”
Nobita bukan orang yang selalu menang. Ia menjalani hidupnya tanpa prestasi yang berarti, namun toh ia menjalani hidupnya dengan penuh arti. Suatu ketika Nobita yang telah dewasa dan bekerja berkata pada Nobita kecil yang datang dari masa lalu; “Janganlah kecewa.. Shizuka adalah istri yang baik dan Nobisuke, walaupun nakal, juga adalah anak yang baik. Meskipun kehidupanku biasa saja, aku bahagia bisa membahagiakan mereka, dan tentu saja aku akan selalu berusaha lebih keras untuk lebih membahagiakan mereka.”
Singkat kata, Nobita mempunyai kualitas-kualitas tak terduga yang bisa kita tiru untuk mengarungi hidup yang penuh tantangan ini: kejujuran, ketegaran, kemauan untuk berubah dan kemampuan untuk bersyukur.
doraemon xxx (483), nobita xxx (78), cerita doraemon xxx (26), doremon xxx (12)
Kalo mau ngepost artikel yang bukan lo yang buat, at least have the courtesy to include the original maker of the post.
Original Post: http://mcduck.wordpress.com/2005/12/06/belajar-dari-nobita/
salam hebat pak Souza. Thanks sudah memberikan koment pada blog saya ini. Saya minta maaf kalo itu dari artikel di blog bapak. Saya sendri dapatnya dari email teman ke saya, jadi saya sendiri gak tau sumbernya darimana. Di awal blog saya bilang kalo ini bukan artikel saya sendiri. Saya juga masih belajar, beda dengan pak Souza yang sudah luar biasa. Blog bapak jauh lebih bagus dari saya. Btw, thanks komentnya buat pak Souza. Saya senang bisa kenal dg Bapak.
Oh bukan, itu bukan dari blog saya. Itu dari blog teman saya, kok 🙂 Saya cuma ingin kasih tahu kalo pembuat post itu layak buat dihormati karyanya. Itu saja. Salam kenal juga dengan Anda.