Ehmm… Ini sekedar perumpamaan saja. Berapa harga yang Anda minta kalau Ada Orang yang mau membeli 10 tahun kehidupan Anda? Anda tidak punya pilihan untuk menolak. Jadi Anda akan dibayar dengan jumlah uang yang Anda sebutkan, namun 10 tahun kehidupan Anda akan berkurang. Jadi ketika Anda menerima bayaran uangnya, umur Anda sekarang misalnya 25 tahun, maka otomotis langsung menjadi 35 tahun. So berapa harga yang Anda minta pada orang yang mau membeli 10 tahun kehidupan Anda? Silahkan dijawab dahulu sebelum lanjut…
Saya tidak tau berapa jawaban Anda. Misalkan ada yang menjawab 10 Milyar. Ini artinya 1 Milyar per tahun. Sekitar 83,34 juta per bulan (Lumayan, Gede juga!!)..Artinya 2.740.000 per hari. Artinya 115.000 per jam. Dan kalau dihitung lebih detail lagi, Rp. 32,- per detiknya. Jadi untuk nilai 10 Milyar dalam 10 tahun kehidupan, bernilai 32 rupiah per detiknya. Bernilaikah harga itu menurut Anda?
Nah, itu sekedar perumpamaan. Namun sebetulnya itu sudah terjadi pada banyak orang. Ada beberapa orang yang sudah “menggadaikan impiannya” pada orang lain. Ada beberapa orang yang sudah “menggadaikan kehidupannya” pada orang lain. Kenapa saya bisa bilang begitu? Ya, mungkin karena sudah memilih dan memutuskan untuk melakukan itu.
[hidepost]
Orang yang “hanya kerja” ibaratnya “menggadaikan kehidupannya” pada orang lain. Menurut saya, kerja itu sah-sah saja, boleh-boleh saja. Cuma banyak orang kerja hanya untuk “menggadaikan kehidupan”. Menurut saya, jauh lebih bagus, orang punya usaha sendiri ataupun kalau dia kerja, ya kerjanya pun haruslah mempunyai impian dan tujuan, bukan sekedar kerja. Buatlah sebuah kehidupan, bukan sekedar hidup. Bahasa Inggrisnya : Make a Living,not just Live.. (bener gak ya Inggrisnya? hehe..).
Misalkan tadi, 10 Milyar untuk 10 tahun menggadaikan kehidupan. Yang artinya sekitar 83,34 juta per bulan. Kalau ini diibaratkan kerja, woww…gaji yang lumayan gede… Gede sekali malah…
Nah, bagaimana diibaratkan alias disambungkan dengan kerja? Ada banyak orang yang “cuma kerja” dengan gaji yang minim sekali. Kalau Rp. 8,34 juta per bulan, termasuk minim gak ya? Mungkin untuk ukuran nasional, angka ini termasuk sedang. Nah, bagaimana kalau cuma gaji Rp. 834 ribu per bulan? Ada banyak orang yang mendapatkan gaji segini loh per bulan. Lebih parahnya lagi, orangnya lulusan kuliah, S1! Sudah kuliah lama 3-5 tahun, lulus kuliah dapat segini. Apakah ini bukannya “menggadaikan kehidupannya”? “menjual impiannya”?
[/hidepost]
Saya mau baca kelanjutannya tapi nggak bisa login.Nggak tau kenapa.
Bagus bgt tentang perumpamaan yg dihubungkan dengan kehidupan nyata..dlm bgt maknanya..hehehehe..ciptakn lg opini2 yg dpt membangun n memotivasi bgi penbacanya..xie2..
aduuuhhhh
makasih bgt dah disadarin lg…
trus saya hrs gmn skrg?
Sudah lama ya saya menghilang,ternyata Mr Huang kangen juga ama saya..he..he..
Kalau mau jujur tentunya tak ada orang yang mau menggadaikan kehidupannya,bekerja dengan upah minim dengan kelelahan yang amat sangat.
Semua orang tanpa kecuali memiliki impian,bahkan saya hampir ingin mengalahkan Bill Gates tapi bagaimana caranya?
Kalau saya baca cerita sukses seseorang, sangat inspiratif tapi tetap saja tak bisa meniru kesuksesannya.
Saya hanya melihat hasil akhir yang menakjubkan yang dia peroleh tapi bagaimana prosesnya untuk menjadi sukses,mungkin ini kurang menarik atau saya terhenti pada batas kekaguman.
Orang itu sukses karena dia berani mencoba dan kuat berjuang yang mungkin membuat dia harus kehilangan muka,dihina,diakalin dsbnya tapi” dia kok bisa melalui semua itu”?
Tadi saya baru mengikuti kelas tentang “luka batin”,di mana sikap dan pandangan seseorang sangat dipengaruhi oleh hal tersebut.
Teman saya suka menggunakan istilah yang lebih keren; “some thing wrong”, orang yang suka marah,nggak sabar, rasa cemas yang berlebihan, nggak percaya diri atau terlalu percaya diri, minder,over acting, negative thinking dsbnya,ini tak disadari atau mungkin sadar tapi tidak tahu mengapa.
Sebagai contoh, saya punya teman yang sangat baik,dia seorang guru SD dan privat beberapa anak,dia sangat menyukai pekerjaannya.Pernah suatu kali saya katakan “mengapa kamu tidak mencoba untuk mengembangkan kemampuan kamu,mungkin menyewa suatu tempat untuk tempat belajar anak-anak,hasilnya akan lebih bagus”.
Dia hanya mengatakan,”bagi saya ini sudah lebih dari cukup dan saya sudah puas dengan yang sudah berjalan”.
Sebenarnya saya melihat kemampuan yang boleh dikata baik dalam dirinya tapi mengapa dia tidak pernah mau mencoba melakukan lebih dari itu?
Dalam waktu berjalan tidak jarang juga dia mengeluh bahwa penghasilannya pas-pas-an.Ini sangat bertentangan dengan apa yang sudah dikatakannya.Di sini saya menilai bahwa dia kehilangan rasa percaya diri, untuk mengurusi tempat belajar anak-anak memang butuh tanggung jawab yang cukup besar.
Jawaban yang bertentangan itu adalah suatu mekanisme pertahanan yang dia lakukan yang merupakan “penipuan diri”.
Suatu waktu tanpa sengaja saya mulai memperhatikan,setiap kali keluar ruangan dia berbalik masuk hanya untuk memastikan apakah lampu,kipas angin sudah dimatikan dsbnya dan itu dilakukan berulang-ulang dalam satu waktu.Karena ini sudah terjadi berulang kali,sayapun bertanya “ada apa?” dia nggak tahu mengapa,malah bercerita bahwa dulu kalau berangkat kerja,setrikaan dititip ke tetangga dan bahkan pernah kabel setrika di bawa pergi ke tempat kerja,hanya untuk meyakinkan bahwa kabel setrika sudah dicabut.
Jika melihat sepintas memang terkesan lucu tapi dia sedang mengalami kecemasan yang tak beralasan sehingga dia terbelenggu dengan kecemasannya sendiri dan mengabaikan kemampuan yang sebenarnya.
Betapa sulit untuk meyakinkannya bahwa “kamu mampu untuk lebih maju dari sekarang” dan ini harus ditelusuri apa yang menyebabkan dia mengalami kecemasan yang sedemikian.
Seseorang tidak mudah untuk diajak “tidak menggadaikan kehidupannya” atau “tidak menjual impiannya”begitu saja,rasanya perjuangan menuju sukses terlalu kompleks dan harus digali lebih dalam.Menjadi sukses membutuhkan mental yang sehat dan kuat, kenyataan banyak orang mengalami kecemasan dan tentunya dalam tingkat yang berbeda-beda.
Kecemasan merupakan salah satu reaksi terhadap frustrasi yang bersumber dari ancaman fisik,ancaman terhadap harga diri,tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan,dsbnya dan tidak sedikit justru berasal dari keluarga sendiri.
Saya sendiri tak luput dari segala kecemasan dan ini pernah sangat menyulitkan saya,apapun yang saya impikan tidak pernah berjalan dengan baik karena muncul banyak keraguan oleh pikiran negatif sehingga menjadi kekuatiran yang tak beralasan dan akibatnya berhenti di tengah jalan.Ada kesan setengah hati,tidak serius padahal ini suatu penderitaan buat saya.
Segala kecemasan itulah yang harus saya atasi,dicari penyebabnya dan paling penting setelah itu adalah mau memaafkan siapapun yang sudah pernah melukai hati saya, yang sudah pernah merusak hidup saya sehingga saya akan mampu menghadapi masalah dengan pikiran jernih.
Mungkin tips ini bisa dipraktekkan ;
– Catatlah 3 – 5 peristiwa kehidupan / perubahan dalam kehidupan yang membuat saya paling merasa cemas
– Telusurilah kecemasan itu : sudah berapa lama, apakah ini suatu kecemasan yang biasa atau tidak biasa
– Adakah suatu kecemasan tidak beralasan yang saat ini sedang saya rasakan?
– Bagaimana saya akan mengatasinya?
Semoga yang sedikit ini tetap ada manfaatnya.
wah, akhirnya inge nongol lagi.. ya, lama gak saling sapa, rasanya kangen juga. palagi koment2nya.. ya betul sekali apa yang diungkapkan inge di sini.
Pengalaman masa lalu sering masih terbawa dalam langkah ke depan. Ini sering terjadi pada banyak orang. pikiran kita ini super memory, mampu menyimpan memory jauh lebih-lebih hebat daripada super komputer buatan manapun. Daya simpan pikiran kita ini tanpa batas baik banyaknya maupun waktunya. Sebagai konsekuensinya, kalo memori yang disimpan itu memori sukses, hasilnya bagus. Namun kalo yang disimpan itu memori gagal atau menyakitkan, hasilnya tidak atau kurang bagus. Saya pun mengalami hal itu, semua orang mengalami hal itu.
Pilihan pada kita apakah mau menyimpan memori yang memberdayakan atau memori yang melemahkan. Dari pengalaman saya, setiap kali saya mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan, saya terima dulu, namun tidak mau saya simpan. Saya terima dan saya buat perbandingan dan titik acuan. Dari situ, saya ambil hal positifnya.
Nah, buat yang sudah terlanjut menyimpan memori yang tidak bagus/memperlemah, tips dari inge ini bisa dipraktekkan.
Selanjutnya, terserah anda… Toh, hidup ini adalah hidup masing-masing. Saya membuat blog ini untuk berbagi. Ada yang suka dengan blog ini, ada juga yang tidak suka dengan blog ini (dengan mengirimkan email-email ke saya yang berisikan omongan-omongan yang mengejek saya, memperlemah saya atau yang mengganggu, namun email tanpa identitas,hehe…). Saya berterima kasih pada siapapun yang mengemail saya, itu semua masukan yang berharga buat saya.. artinya blog saya ini makin rame, makin seru… pengunjungnya pun mencapai 800an visits/hari.. Lumayan.. naek 200an dari bulan kemarin.. Saya berharap tembus 1000 visits/hari dalam 1-2 bulan ke depan.
Wah, kok jadi cerita tentang visits di blog ini ya?
hehe.. ni target saya buat blog ini..
saya mau nyimpulin artikel ini mudah2an gak salah tapi kalo salah tolong dibetulken ya mas, ko, pak, bang, ak anton hehehe
apa mas nyaranin kita jadi enterpreneur aja yah? buka usaha sendiri?
anyway panggil aja saya mas, abis kalo bapak ketuaan banget kayaknya, cos saya termasuk kategori yang anda sebutkan diatas, kuliah 4 tahun tapi gajinya masih sekitar 847 hehehe tapi saya naikan dikit sekitar 900 ampe 1 gitu deh
soal bisnis, ini pilihan. sama seperti halnya hidup. Saya di sini membagi apa yang saya bisa, apa yang saya alami, apa yang saya dapatkan dari mentor-mentor saya. Soal bisnis, memang saya sarankan di artikel ini. Kenapa? Karena menurut sudut pandang saya, negara kita, Indonesia ini harusnya bisa menjadi negara terbesar ke-3 dari segi pertumbuhan / kemajuan ekonomi. Kenapa?
China, negara berpenduduk terbesar di dunia, sekarang menjadi negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia.
India, negara berpenduduk terbesar kedua di dunia, sekarang memiliki beberapa (kalo ga salah ingat, ada 3 orang india) yang masuk 10 besar terkaya dunia.
Indonesia, negara berpenduduk terbesar ketiga di dunia, harusnya….
Semua ini bisa bangkit, kalo orang Indonesia banyak yang punya bisnis. Bukan orang asing yang berbisnis di Indonesia, dan Orang Indonesia yang kerja. Kan gak lucu, kalo orang indonesia bekerja di indonesia, yang punya orang-orang dari luar Indonesia.
Indonesia mengirim TKI / TKW ke luar negeri, padahal yang dikirim sebagian besar tenaga non skills.
Apa yang tidak dipunyai Indonesia?
Sumber daya alam, dari tanah, air dan udara.. semuanya ada..
Indonesia punya aset besar sekali.
Ada hal yang menghambat ini semua, yaitu Aset Intelektual atau yang sering disebut orang adalah Pola Pikir.
Kalo aset ini dikembangkan, aset-aset fisik lainnya sudah pasti berkembang, dan ujung2nya untuk mengatasinya adalah dengan berbisnis.
lengkap banget analisanya, mau gantiin sri mulyani neh mas hehehe
iya sih, abis pada pengen kerja yang aman dan bergengsi. pengennya kerja di bank atau pns. padahal meski saingan ma jutaan otak dan badan toh..
saya jadi ingat waktu coba-coba jual sandwich, eh dimarahin temen katanya please deh hari gini jualan..lah wong mau nyari duit kok ya mesti milih2 toh