Ada seorang bapak penarik becak yang biasa mangkal di depan rumah. Usianya sekitar 50 tahun. Orangnya selalu bersemangat, ramah kepada siapapun, sering tersenyum, dan jarang menampakkan kesedihan. Suatu sore ketika saya pulang ke rumah, seperti biasanya beliau tersenyum dan berkata “selamat sore,Mas”. Entah kenapa saya tertarik mengobrol dengannya. Ya, apalagi kalau bukan karena keramahan dan keceriaan yang selalu ditunjukkannya kepada siapapun. Dan memang beliau mengajarkan sesuatu kepada saya, mungkin juga kepada Anda.
“Pak, saya selalu melihat Bapak bersemangat dan ceria. Sepertinya hidup Bapak sangat bahagia ya?” Dan pertanyaan saya lagi-lagi disambut senyum khasnya. Kemudian beliau mulai menjawab “Saya ini orang miskin,mas. Istri saya satu, anak saya tiga. Saya cari uang sehari untuk hidup sehari. Besok makan apa masih belum tahu”. Saya semakin tertarik karena menurut saya ada yang aneh. Bagaimana mungkin dengan kondisi seperti itu, beliau tidak pernah tampak stress, muram, dan sedih. Belum lagi saya berhenti berpikir, Bapak penarik becak tersebut melanjutkan “Saya memang miskin sekali, tidak mempunyai pekerjaan yang baik, tidak bisa mengajak keluarga saya rekreasi, tidak bisa makan di restoran, tidak bisa menyekolahkan anak-anak, tidak besi beli motor apalagi mobil, dan lain-lain yang enak-enak. Tapi saya sangat bersyukur sama TUHAN. Keluarga kami bahagia. Kami bisa berkumpul akrab, bercanda, dan menikmati kehidupan ini. Dan Anda jangan salah, mas. Saya tetap berusaha maju. Saya bekerja dengan jujur. Anak-anak saya didik dengan baik. Mereka masih bisa ikut sekolah gratis untuk orang tidak mampu. Pasti suatu saat mereka bisa hidup enak. Bukankah jadi orang kaya tidak harus sekolah tinggi? Bukankah orang sekolah tidak semua pintar dan berguna? Yang penting anak-anak saya pintar cari uang dengan jujur dan maju. Tidak boleh seperti bapaknya.”.
Saya kagum sekali dengan beliau yang secara tidak langsung mengajarkan sesuatu tentang kehidupan. Orang yang bahagia bukan orang yang memiliki harta berlimpah, mobil mewah, rumah mewah, dan seribu kemewahan lainnya. Orang yang bahagia adalah orang yang selalu mensyukuri hidup yang diberikan TUHAN. Mensyukuri bukan berarti pasrah, tetapi sambil terus berjuang dan optimis hari esok akan lebih baik dari hari ini.
Bila Anda sedang memulai usaha dan mengalami kegagalan, jangan putus asa. BERSYUKURLAH! Itu berarti Anda telah belajar dari sebuah kesalahan dan harus mencari cara lain menjadi lebih baik. Sesering apapun Anda merasa gagal, jangan putus asa. NIKMTI, BERSYUKUR, dan OPTIMIS! Semoga seorang penarik becak bisa memberikan inspirasi untuk bagaimana cara menikmati hidup, selalu bersyukur sambil terus optimis, berusaha dan berjuang menuju keberhasilan usaha Anda.
NB: Makna dari Cerita ini adalah Bersyukur dan Terus Berusaha. Kalo sya menganggapnya seperti itu.
Ada orang yang berpikir kalo kaya itu tidak bahagia, tapi miskin bahagia. Menurut saya, bahagia atau tidak bahagia itu bukan karena kaya atau miskin, tapi karena perasaan bersyukur. Ketika kita bersyukur,maka kita bahagia. Hidup satu kali, menurut saya, haruslah diisi dengan hidup yang berkualitas.
So, kalau di minta memilih, Anda pilih yang mana?
Miskin tapi Bahagia? atau Kaya tapi tidak Bahagia???
Sampaikan pilihan Anda di bagian koment ini….Silahkan.. Yang menyampaikan komentnya, akan mendapatkan bonus sebuah mobil mewah Mercy C240 :-)… (JK)…
mas gk ada tamu yg lewat ya hingga di iming-imingi mobil sgala. kacian dech ;p
kalau aku seh pengen merasa bahagia dgn hasil kerja sendiri bkan pemberian mama or papa’s
halo mas sae..thx dah mampir di blog saya ini. Dah ksh koment juga. Yah, bonus mobil mewah Mercy kan ada tulisan JK di belakangnya… JK= Juz Kidding…hehe…becanda aja… biar santai….
btw, selamat menikmati isi blog yang berupa sharing ini. Ini sharing pandangan saya saja, blum tentu cocok utk orang lain.. Silahkan dibaca-baca …