Cerita ini didapatkan dari seorang teman yang mengirimkan cerita ini lewat email. Cerita bagus sekali, kisah nyata. Yang buat cerita orang Bali. Kisah pengalaman dia selama kuliah dan ngekost. Tidak ada maksud unsur SARA di cerita ini, kalau kebetulan anda orang Padang, jangan langsung emosi dan marah, cerita ini tidak bermaksud seperti itu, karena blog ini cumalah blog yang berisikan sharing motivasi dan inspirasi bisnis, cerita motivasi, kata-kata mutiara, kata motivasi, cerita bijak, cerita hikmah, sharing kehidupan. Jadi tenang dulu buat yang orang padang ketika membaca cerita ini, silahkan baca lengkapnya… Yah, kalo anda tersinggung juga awalnya, saya paham. Namun ketika sudah membaca lengkapnya, pasti anda akan tersenyum, lebih bagus lagi berkomentar di blog ini. Pesan saya, apabila anda rasa blog ini bagus, silahkan bagikan info tentang blog ini pada saudara, teman, rekan atau siapa pun dan berkomentar. Apabila kurang berkenan dengan blog ini, silahkan berkomentar buat kemajuan saya. Oya, begini cerita tentang Padang Geblek ini…
Ketika pertama kali tulisan ini dibuat dan iseng kukirimkan ke teman-teman dekat, beberapa teman yang kebetulan orang padang mengernyitkan dahi. Bahkan ada seorang sahabat yang langsung menelponku, dan bertanya lugas..”Heh Bali, maksudmu apa ?”.Ha..ha..ha. .kontan saja aku tertawa. Untungnya ketika kubujuk untuk membaca, mereka bersedia juga.
Dulu, kira-kira sepuluh tahun yang lalu, ketika masih berstatus mahasiswa, sekaligus anak kos di Depok sana. Dengan modal cita-cita setinggi langit, meskipun tanpa didukung dengan keadaan keuangan yang mencukupi, kami bertahan. Cerita nonfiksi meskipun terdengar agak klise tentang perjuangan seorang mahasiswa.
Tersebutlah sebuah rumah makan padang yang sederhana dan seorang Uda (sebutan kakak untuk saudara-saudara kita yang berasal dari Padang) yang menempati tempat unik pada keseluruhan kisah perjuangan kami. Rumah makan padang itu menjadi langganan kami, untuk mengisi kampung tengah alias perut ketika cacing-cacing mulai memanggil. Hampir setiap hari kami nongkrong disana. Nama rumah makannya, tidak sempat untuk diingat, apalagi nama Sang Uda. Tetapi jika disuruh mengingat wajah Si Uda, seratus persen aku sanggup. Ingatan akan wajahnya sedemikian kuat sehingga aku tak pernah kesulitan untuk melukiskannya. Nah berhubung nama asli kedua tidak sempat kami ingat, kami memanggil keduanya dengan sebutan Geblek. Rumah makan itu sebagai “Padang Geblek” dan Si Uda dengan sebutan “Uda Geblek”. Uniknya sebutan ini berasal dari senior-senior kami, bahkan konon yang pertama kali menamai sebutan itu adalah seorang senior yang kebetulan seorang berdarah Padang !
“Dari semua orang Padang, hanya dia yang Geblek”, begitu seloroh yang sering muncul diantara kami. Anehnya ketika seloroh itu muncul, tidak ada ekspresi ‘hina’ diwajah mereka, malah tampak jelas rasa hormat yang dalam terhadap Si Uda Geblek. Dan satu lagi, ada sebuah percakapan yang unik yang selalu diulang-ulang. Percakapan ini dulu juga sempat terjadi padaku dan tentunya terjadi pada teman-teman baru yang belum mengetahuinya.
“Makan yok”
“Dimana ?”
“Di Padang Geblek”
“Apa ???”
“Iya..Padang Geblek..”
“Lho kok Geblek ? Nama rumah makan padangnya kok aneh”
“Iya nanti lu juga tahu kenapa Geblek, dari semua orang Padang, hanya dia yang Geblek”
“Mahal nggak ?”
“Nah itu dia Gebleknya…tenang aja”
Ketika pertama kali makan ditempat itu, dengan segeralah kita mengetahui mengapa sebutan Geblek diperuntukkan padanya. Si Uda tidak pernah akan segan, menambahkan nasi atau sayuran bahkan lauk pada pesanan kita.
“Nasi lagi ? Cowok masak segitu makannya”
“Ini ayam goreng kemaren malam, tapi masih bagus, mau ya ?”
“Nih Uda tambahkan daging cincangnya”
“Nih uda kasih rendang”.
Itu sederetan kalimat favorite-nya, yang begitu sering kami dengan hingga hafal. Biasanya, mereka yang baru pertama kali kesana, akan membelalakkan mata, terkaget-kaget menyaksikan kegeblekan Si Uda,sambil menoleh kearah kami yang tersenyum-senyum geli. “Graaaatisssssss !!” seru kami sambil tertawa bersama. Itulah Kegeblekan Si Uda. Tak jarang kami menggeleng-gelengka n kepala jika mendengar pengalaman-pengalam an unik dari begitu banyak teman-teman yang mengalami ke-geblek-kan Si Uda. Uda…Uda…bagaimana bisa untung. Kaya ? Apalagi !!!
Tapi memang itulah yang dilakukan Uda Geblek. Aneh tapi nyata. Geblek, namun membawa berkah buat kami. Penasaran tentang filosofi hidupnya, setelah kenal dekat akupun memberanikan diri bertanya kepadanya.
“Begini..”, jawabnya sambil tersenyum mengangguk-anggukan kepala,”Uda ini punya anak dirantau yang juga kuliah, kalau uda baik sama mahasiswa-mahasiswa , pasti anak-anak uda disana juga dibaikin sama orang-orang. Kalau kita kasih orang makan, pasti anak-anak uda tidak akan kekurangan makan. Doa-doa syukur orang yang kita tolong itulah yang jadi keuntungan buat kita. Apalagi orang tua uda mengajarkan kalau mau kaya jadilah Padang Bengkok, tapi kalau mau beruntung dalam hidup ini, kita tidak bisa jadi Padang Bengkok, kita harus lurus”.
Betapa benarnya Si Uda Geblek, ternyata filosofi unik inilah yang membuat ia tidak saja mendapatkan keberuntungan hidup tetapi juga sebuah keuntungan bisnis yang tidak kecil. “Padang Geblek” menjadi sebuah brand yang sangat kuat dikalangan para mahasiswa waktu itu. Belum lagi slogan “Dari semua orang Padang, hanya dia yang Geblek !!”, yang diciptakan oleh kami para mahasiswa menjadi sebuah slogan marketing yang unik dan ampuh. Saking ampuhnya slogan itu, hingga hampir siapapun yang mendengarnya akan tertarik untuk berkunjung ke rumah makannya. Bahkan lebih dari itu, kami-kami ini seolah bertindak sebagai sales marketing yang membentuk sebuah fansclub yang demikian loyal menyebarkan cerita-cerita kemurahan hati Si Uda Geblek. Itu semua terjadi tanpa rekayasa. Bukan Si Uda yang menciptakan semuanya, tidak ada ahli marketing yang disewa untuk menciptakan kondisi seperti itu, apalagi teori-teori rumit yang memusingkan kepala dan kantong tentunya. Singkatnya : tidak ada ‘Orang Pintar’ dibalik semuanya itu, yang ada hanyalah orang yang berdagang dengan ‘Nuraninya’ dan hidup bertutur bahwa orang-orang seperti inilah yang pasti mendapat dukungan dan keberuntungan dari Sang Pemilik Hidup, The Invicible Hand, sumber segala rezeki dan keberuntungan.
Akhir kata…Terimakasih atas ke-Geblekan mu Uda. Entah apa yang terjadi pada kami-kami ini, jika Uda tidak geblek !!!.
Dapatkan Inspirasi dan Motivasi anda, hanya di www.antonhuang.com.
geblek (64), cerita lucu padang (27), cerita mantab (21), kumpulan slogan (16), cerita lucu orang padang (12)
Awalnya saya sempat mau komentar sinis (saya juga padang) tapi ternyata isi cerita telah membangkitkan suatu motivasi baru. Terimakasih pak anton telah menulis ini
🙂 kalo diliat sepintas dari judulnya, yang padang pasti marah. ni bagus ceritanya.. salut sama orang padang..
Cerita yang lucu sebenarnya…tapi aku akui ceritanya bagus…..
klo boleh tau, sampe sekarang masih ada ga yach rumah makan itu?soalnya aku punya adik yang kuliah di depok sana…
kalo ada yang tau kasih tau aku donk….
hahahah….ajib2 ceritanya….mantab dah.
salut gw, benar strategi marketing yang diluar jangkauan, susah itu nirunya. soalnya orang padang itu niatnya baik jadi baik juga rezekinya.
aduh..kirain tadi apaan ceritanya? hehehe dah muali agak negatif thinking (cos aku orang padang) hehehe
cerita yang bagus dan blog yang bagus…
thx
http://www.mietha.wordpress.com
Nah, ternyata yang geblek itu sampean
Masak orang baek dibilang geblek.
Otak dan pikiran sampean udah kebalik alias geblek alias gendeng alias gila alias edan alias sinting
Salam Hebat Luar Biasa buat Agusman,
Terima Kasih sebelumnya atas komentnya di blog saya. Saya senang mendapatkan koment dari Agusman di blog saya.
Terima kasih juga sudah bilang saya geblek, terima kasih juga sudah bilang otak dan pikiran saya sudah kebalik, sudah edan, sudah gila, sudah sinting.
Ini mengingatkan saya lagi bahwa saya ternyata masih waras untuk menerima koment orang lain, bahwa saya masih sadar bahwa saya ini hanyalah manusia biasa, yang masih belajar, masih jauh dari kesempurnaan.
Saya berterimakasih atas komentar Agusman ini.
Terima kasih buat Agusman baik hati..
Saya belajar banyak dari Agusman.
Salam Hebat Luar Biasa buat Agusman dan Sukses Selalu ya
saya mau meniru gaya bisnisnya (saya orang bukittinggi)…mantap