Ahh… malam ini ketika saya lagi membuka outlook express, dan mendownload email-email yang masuk, ada belasan email masuk tiap harinya, ada salah seorang pengirim email ternyata masih anak berumur 9 tahun. masih anak SMP. Ia cerita tentang kondisinya dan keinginannya untuk wirausaha alias berbisnis nantinya. Ehhmmm… saya jadi teringat beberapa waktu lalu, mungkin sudah setahun lalu, ada juga anak SMP yang telpon ke saya, cerita tentang bisnis yang lagi ia jalani. Ia juga cerita tentang buku-buku bisnis yang lagi ia baca.. Wah.. wah.. saya senang dengarnya. Saya terharu dengarnya. Ia cerita bahwa ia ingin membuat orang tuanya bangga akan dirinya. Ia ingin membantu orang tuanya karena ia tau kondisi orang tuanya. Yang telpon saya waktu itu, cerita dengan bersemangat, dengan antusias. Yang email kali ini, seorang anak SMP yang kehilangan ayahnya sejak ia kecil, dan sekarang ia dirawat oleh bibinya. Ehmm.. kalo ngomong anak kecil yang berjuang, saya kembali ke nostalgia sewaktu saya kecil. Duhh.. kok melankolis saya timbul nih kalo ngomong nostalgia. Pemirsa mau tau kisah masa kecil saya? Tapi janji, jangan nangis loh ya… Oke Deh, saya mulai ceritanya ya..
Masa kecil saya bukanlah masa yang manis-manis amat, namun juga bukan sedih-sedih amat. Saya kebetulan orangnya cerdas, haha.. pengennya cepat masuk sekolah, umur 4 tahun sudah pengen masuk sekolah, maunya langsung kelas 1 SD, tidak mau pake TK. Ehmmm… mau tau kenapa? Karena saya tau, orang tua saya bukanlah orang berduit, duitnya pas-pasan. Papa saya seorang penjual sayur mayur keliling. Masa-masa itu, masa-masa sulit. Papa saya juga terlilit hutang, sehingga mama saya tidak hanya sebagai ibu rumah tangga, juga ikut mencari uang. Ibu saya berjualan otak-otak keliling dari rumah ke rumah. Kami, saya dan kakak saya yang waktu itu masih kecil-kecil, membantu bergiliran. Satu hari kakak saya membantu ibu berjualan otak-otak keliling, membawa keranjang cukanya. Dengan tangan berpegangan pada tangan mama, ia membantu berjualan. Lain hari, giliran saya membantu mama berjualan. Namun, tenaga saya yang kurang kuat, kurang sanggup untuk membawa keranjang otak-otak itu. Yang membuat kami tambah semangat membantu mama adalah kami selalu mendapatkan sebuah otak-otak yang kami bisa makan, yang diberikan oleh si pembuat otak-otak (Ya, mama hanya menjualkan, bukan yang membuat, jadi hanya mengambil selisih harga).
Kami berjalan menemani mama, dari rumah ke rumah, dari lorong ke lorong. Orang ada yang membeli,ada yang gak. Ada juga yang mau membeli, karena rasa kasihan pada kami, melihat mama kami berjalan dengan ditemani kami yang masih kecil-kecil.. Kami tau itu. Kami sadar itu. Kami berterima kasih pada mereka yang telah mau membantu kami dengan membeli apa yang kami jual. Pernah pada suatu hari, ketika saya menemani mama saya berjualan, saya ingat sekali kejadian itu, umur saya waktu itu masih 5 tahun. Saya dan mama melewati lorong yang dikenal tidak aman, karena sering di tengah-tengah lorong, ada preman yang suka menodong. Kami coba melewati jalan itu, karena jalan pintas. Ketika saya dan mama saya masuk lorong itu, benar sekali, ada seseorang yang sedang duduk nongkrong di tengah lorong itu, dan di bagian punggungnya menonjol gagang sebuah golok. Mama saya bingung, apalagi saya yang masih kecil. Namun, dengan berdoa, kami tetap melewati lorong itu. Orang itu pun melihat pada kami. Namun, kami dibiarkan lewat tanpa diganggu apalagi ditodong. Mungkin ia juga merasa kasihan pada kami. Ya, Preman juga kan manusia, Punya Perasaan. Betul gak Pemirsa? Ia juga kan punya keluarga.
Ya, ini masa kecil saya, masa kecil kakak saya.. ketika saya masih belum masuk sekolah, ketika kami tidak mempunyai rumah dan menumpang di rumah engkong. Saya ingat masa-masa ini.
Saya yakin pemirsa juga punya masa kecil. Pemirsa juga punya masa bahagia. Betul kan pemirsa? Dari masa kecil kita bisa belajar banyak.. Coba pemirsa ingat-ingat lagi masa kecil pemirsa? Ingat dan bayangkan masa-masa ketika pemirsa diantar ke sekolah oleh ibu pemirsa, ketika pemirsa diajari oleh ibu pemirsa, ketika pemirsa yang lagi nakal-nakalnya, susah diajak untuk makan, mungkin, harus dipanggil-panggil terlebih dahulu. Ketika pemirsa masih sekolah dan ada PR, ibu pemirsa yang membantu bahkan membuatkan prakarya sekolah. Bayangkan itu pemirsa.. Bayangkan masa-masa itu, masa-masa ibu dan ayah pemirsa mendampingi pemirsa berjalan. Bayangkan senyum ibu waktu itu, tawa ayah, ketika pemirsa berhasil membuat sebuah prestasi. Dan hari ini, beliau, ayah dan ibu pemirsa, menunggu pemirsa, menunggu dan berharap agar pemirsa bisa menjadi orang sukses. Bayangkan wajah ibu pemirsa, bayangkan senyumnya, bayangkan matanya yang menatap dengan penuh kasih sayang. Bayangkan kasih sayangnya sepanjang hidup pemirsa hingga sekarang ini. Beliau rela tidak makan sebelum anaknya makan. Beliau selalu bilang, bahwa ia sudah makan, padahal beliau belum makan, sebelum pemirsa merasa kenyang. 9 bulan beliau mengandung, membawa ke sana kemari. Dan sekarang ini, saat ini, beliau selalu mendoakan pemirsa. Apalagi yang pemirsa tunggu? Mau menunggu segalanya sempurna? mau menunggu segalanya bisa baru mau memulai? Masih suka fokus pada kelemahan-kelemahan? Masih punya banyak alasan? Masih suka menunda-nunda? Umur orang tua kita, umur beliau, tiap harinya bertambah… Pemirsa… saya menceritakan ini, dan akan terus bercerita mengingatkan lagi pada kodrat kita sebagai seorang anak, agar selalu berbakti, berbuat yang terbaik, memberikan yang terbaik buat orang tua. Oke Pemirsa, inilah kisah masa kecil saya sebelum masuk sekolah… saya di lain kesempatan akan bercerita tentang masa ketika saya mulai masuk sekolah..
Ceritanya saya udahin dulu sampai di sini.. Ini cerita masa sebelum saya sekolah, yang mana saya, kakak saya, dan cici saya, harus membantu mama dan papa. Nanti akan saya sambung lagi kalau pemirsa menginginkan tau lebih banyak tentang saya, Anton Huang.. Saya tunggu komentar dan tanggapannya.
CERITA MASA KECIL (60), cerita hot smp (17), cerita masa kecilku (10)
Terima kasih atas semuanya……… !
How touching. Mengingatkan saya akan masa kecil saya. Gak susah-susah banget dan gak juga terlalu makmur. just an ordinary family in ordinary world. Tadinya. Sekarang memang dunia jauh berubah, klo kita gak bisa mengikuti perubahan dunia maka kita akan tertinggal.
Berusaha mnjd manusia yg sllu berusaha nmun tdk lupa utk bersyukur. Utk bisnis saat ini saya mmg lagi mncari yg tept. Mohon sarannya pak utk saya, Terima Kasih.
Wow…Benar-benar mengingatkan saya pada Past Journey, Dan seringnya kita juga doa yang terpenting untuk kita, Padahal kesempurnaan saat kita dapatkan saat bersyukur bukan selalu meminta, tetapi Memberikan yang terbaik yang dapat kita berikan.
Terima kasih
Saya memang bercita cita untuk membahagiakan orang tua saya,begitu juga kiranya pada semua teman teman,namun sampai saat ini saya belum bisa berbuat banyak untuk itu,yah… mudah mudahan kita semua jadi usahawan yang berhasil,dan dapat membahagiakan orang tua kita , amin…..
wah… terimakasih. Cerita ini mengingatkan saya betapa banyak orang2 di sekeliling saya yang mengasihi kita, terutama keluarga kita.Keberhasilan seorang anak tentunya merupakan kebahagiaan orang tua.
Amin.. Selama mau belajar dan berusaha, serta berdoa, keinginan pasti akan terwujud pak Joko. Amin.
berdoa, berusaha, berada pada lingkungan yang tepat (apa yang dibaca, apa yang didengar, dan dengan siapa berkomunitas). Jadilah apa yang diharapkan..
Ya Ya.. Terima Kasihnya saya terima. Saya pernah dapat Tips Sukses dari seorang teman yang sukses, ia bilang bahwa kalau mau sukses, Sayangi orang tua Anda, dan Berjuanglah memberikan yang terbaik yang diinginkan Orang Tua.
cerita ini kembali mengingatkan kisah masa kecil saya,dmana kedua orang tua saya selalu mendampingi semua kegiatan saya dmana mereka dgn sabar’y membimbing saya hingga saya menjadi mandiri seperti sekarang.mungkin saat ni saya blm bisa memberikan kebahagiaan yg sempurna untuk mereka tapi saya berjanji bahwa saya akan berusaha semampunya untuk membuat mereka bahagia n bangga dengan saya
Cerita yg sangat menarik dan menyadarkan saya, kadang2 kita hanya terfokus pada kebutuhan keluarga kita dan menunggu hingga semua kebutuhan keluarga kita tercukupi baru kita mau membantu orang tua kita, padahal jika kita mengingat masa kecil kita, kepentingan kitalah yang didahulukan oleh orang tua kita…
makasih 100x atas inspirasinya
trimkasih cerita bagus sx..sy pengen sx membahagiakan ke2 orang tua saya tp sampai skrg sy blum bisa memberikan yg berarti buat mereka kecuali doa. Semoga Allah memberikan petunjuk/jalan. Amiin…
terimakasihnya saya terima. Membahagiakan orang tua tidak harus dari hal yang besar. Lakukan hal2 kecil yang membahagiakan, akumulasikan lama2 menjadi hal besar juga. Selain itu, ketika sukses melakukan hal kecil, akan bisa mencapai hal besar. bukankah begitu Man?
bs membahagiakan orang tua kita adalah mujizat terindah didunia..
jangankan membuatnya bahagia,,membuatnya tersenyumpun sudah merupakan kebahagiaan bagi saya sendiri..karena orang tua adalah jalan kita menuju surga aLLah..
Setiap kita punya kisah unik, tergantung sudut pandang menceritakan, misal dari perjuangan kita sebagai anak atau dari kasih sayang ortu, atau dari kenakalan seorang anak. Terima kasih karena cerita ini telah memotivasi, paling tidak mengingatkan saya agar selalu ingat senyum dan tatapan bahagia ayah dan ibu melihat kesuksesan saya.