Yang Diam cenderung Diam, Yang Bergerak cenderung Bergerak

Pernahkah anda naek mobil? Saya yakin semua dari anda pasti pernah. Pernahkah anda mengendarai mobil? Saya yakin beberapa dari anda pasti pernah. Ketika mobil dari keadaan diam dan mau bergerak maju ke depan, apalagi secara mendadak mau maju ke depan, badan kita akan mundur ke belakang, itu yang kita rasakan, betulkah? Sebaliknya, ketika mobil sedang meluncur, melaju, tiba-tiba kita mengerem, bagaimana keadaan badan kita? Badan kita akan maju ke depan ketika mobil yang sedang meluncur tiba-tiba mengerem. Makanya kita disarankan pake seatbell. Nah, itu contoh dari Hukum Newton I. Kita belajar hukum ini di pelajaran Fisika. Sebetulnya, hukum Newton I ini mengajarkan tentang kesuksesan.Eitsss, ini bukan sukses di bidang Fisika, dengan menjadi professor Fisika. So, apa hubungannya Hukum Newton I dengan

[intlink id=”26″ type=”post” target=”_blank”]pelajaran kesuksesan?[/intlink]

Hukum Newton I disebut juga Hukum Kelembaman (betul gak ya?), artinya benda diam cenderung untuk diam, dan benda yang bergerak cenderung untuk bergerak. Badan kita di dalam fisika, termasuk benda berwujud. Pikiran kita di dalam Fisika termasuk benda tak berwujud. Apabila didiamkan, maka cenderung akan diam, sebaliknya apabila bergerak, cenderung untuk terus bergerak.

[hidepost]

Saya belajar banyak dari mentor-mentor saya, dari para orang sukses, bahwa sukses butuh yang namanya satu “ledakan besar”, yang disebut Mo. Mo ini merupakan singkatan dari Momentum. Ya,

[intlink id=”285″ type=”post” target=”_blank”]Sukses butuh Momentum[/intlink]. Untuk menciptakan suatu Momentum, butuh sebuah perubahan kecepatan aliaspercepatan. Masih ingat rumus Momentum dalam Fisika?

p = massa x delta kecepatan.

Hayo, yang lupa rumus ini, Silahkan berdiri, atau lakukan push up 5x. hehe…

Nah, artinya untuk membuat sebuah momentum kesuksesan, butuh sebuah perubahan kecepatan. Jadi, misalkan saya sudah berusaha, bergerak untuk menuju sukses, dengan pola usaha saya tidak saya percepat, sukses akan menjadi lama tercapai. Namun, kalo mempunyai percepatan sukses (percepatan tindakan), maka tercipta momentum. Dengan momentum, sukses akan lebih cepat tercapai. Dan ketika mencapai suksespun, sukses itu akhirnya akan terus bergerak dan bergerak. Ingat, Hukum Newton I! Benda diam cenderung diam, benda bergerak cenderung untuk bergerak. Jadi wajar saja, kalo orang yang sudah sukses, dia biasanya akan bisa menciptakan kesuksesan-kesuksesan lainnya. Ada yang sudah sukses di bidang gunting rambut, ia pun akan bisa menciptakan kesuksesan di bidang makanan. Sebaliknya, benda diam cenderung untuk diam. Apabila hanya baca saja blog ini, tapi tidak pernah bertindak, tidak pernah mempercepat tindakan, maka kesuksesan tidak akan tercapai. Diam hanya akan menghasilkan Diam. dan diam itu akan terus berlanjut. Diam tanpa berkomentar, menyalurkan gagasan dan pendapat anda untuk berkomentar, minimal akan membuat pikiran bergerak. Jadi berkomentarlah di artikel-artikel yang anda baca di blog ini. hehe… Ini pesan sampingan saya aja tentang komentar.

Ya,kalo diam akan cenderung untuk diam, bergerak cenderung untuk terus bergerak. Jadi, ayo bergeraklah, buatlah suatu perubahan kecepatan agar tercipta sebuah Momentum.

[/hidepost]

3 thoughts on “Yang Diam cenderung Diam, Yang Bergerak cenderung Bergerak”

  1. great motivation, jd smakin memotivasi sy utk always keep moving ^_^, sbanyak apapun cobaan & rintangan yg menghadang, smoga dgn sring2 baca motivasi dr Bpk, bs ikut ketuleran suksesnya..amien ^_^

  2. untuk melakukan percepatan tindakan untuk meraih sukses, seorang karyawan harus menghilangkan kebiasaan2nya, umumnya seorang karyawan : pagi kerja – sore pulang – santai dirumah (alasan capek) – malam tidur – pagi kerja lagi – dst, budaya2 spt ini yg sering saya temui dikalangan pekerja/karyawan, teman2 saya yg pekerja, (soalnya saya juga begitu hehehe….) nah kalo jadi karyawan namun juga berbisnis, akan sangat menyita waktu, tenaga, pikiran dan emosi. kalo bisnisnya tidak segera memberikan hasil yg diharapkan, kecenderungannya adalah akan berganti bisnis yg lain atau “gak bisnis2an deh”… alias mutung. Jadi bagaimana menyiasati hal ini, antara jd karyawan – pebisnis, waktu – tenaga – dll agar dapat melakukan percepatan bisnis dgn tepat? thx

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *