Sepiring Nasi penuh Cinta

Selamat pagi Indonesia! Selamat pagi Entrepreneur2! Selamat pagi ente2 🙂

Berikut saya sharingkan sebuah cerita yang saya dapat dari email yang dikirimkan oleh seorang teman. Saya sering menerima cerita-cerita hikmah, cerita motivasi, cerita yang menginspirasi saya, dan kata-kata motivasi dari email seorang teman. Dari membaca email-email itu, saya teringat beberapa cerita bagus, dan ketika saya mengalami suatu masalah, saya mengingat cerita itu, saya bisa melalui masalah itu. Saya merasakan sangat bermanfaat sekali dikirimi email yang berisikan cerita-cerita menggugah.. 
Mungkin anda juga punya teman, saudara, kenalan yang menyukai cerita-cerita, artikel-artikel yang memberikan motivasi, inspirasi, menggugah sukses? Silahkan bagikan cerita ini, artikel-artikel dalam blog saya ini, beritahu mereka tentang adanya blog ini, mungkin saja artikel-artikel ini bisa berguna bagi mereka, seperti dulu saya merasakannya… Di setiap akhir dari artikel, ada fasilitas “share this post” yang memungkinkan anda bisa mengirimkan artikel dengan topik tertentu ke email sahabat/rekan/saudara anda.. Ada juga fasilitas klik di sini untuk beritahu teman tentang blog ini.. Ini semuanya Gratis. Hal-hal kecil yang bisa diberikan pada orang lain, mungkin menjadi hal besar suatu hari ini.

Wah, sudah panjang jg saya menulis, oke… oke.. saya akan membagikan cerita ini yang sangat menyentuh dan menyadarkan saya lagi, bahwa kita mempunyai orang-orang yang kita cintai.

Pada malam itu, Sue bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Sue segera pergi meninggalkan rumah tanpa membawa apa pun.

Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah Rumah Makan, dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan sepiring nasi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik Rumah Makan melihat Sue berdiri cukup lama di depan etalasenya, lalau bertanya, “Nona, apakah kau ingin sepiring nasi?” “Tetapi, aku tidak membawa uang,” jawab Sue dengan malu-malu.

“Tidak apa-apa, aku akan memberimu sepiring nasi,” jawab pemilik Rumah Makan. “Silahkan duduk, aku akan menghidangkannya untukmu.”

Tidak lama kemudian, pemilik Rumah Makan itu mengantarkan sepiring nasi dengan lauk pauknya. Sue segera makan dengan nikmatnya dan kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa Nona?” tanya pemilik Rumah Makan.

“Tidak apa-apa. Aku hanya terharu,” jawab Sue sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberiku sepiring nasi! Tapi,…. Ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Bapak seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri,” katanya kepada si pemilik Rumah Makan.

Pemilik Rumah Makan itu setelah mendengar perkataan Sue, menarik napas panjang, dan berkata, “Nona, mengapa kau berpikir seperti itu?. Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu sepiring nasi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak makanan untukmu saat kau masih kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya.”

Sue terhenyak mendengar hal tersebut.

“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk sepiring nasi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang telah memasak makanan untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihakan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.”

Sue menghabiskan nasinya dengan cepat. Lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.

Sambil berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkannya kepada ibunya. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengatakan, “Ibu,maafkan aku, aku tahu bahwa aku bersalah.”

Begitu sampai di depan pintu, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas, karena telah mencarinya ke semua tempat. Ketika ibunya melihat Sue, kalimat pertama yang keluar dari mulut ibunya, “Sue, cepat masuk, ibu telah menyiapkan makan malam untukmu dan makanan itu akan menjadi dingin jika kau tidak segera mamakannya.”

Sue sangat terharu melihat kasih ibunya yang begitu besar kepadanya, ia tidak dapat menahan air matanya dan ia menangis di hadapan ibunya.

Sekali waktu, mungkin kita akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya kepada kita. Tetapi, kepada orang yang sangat dekat dengan kita, khususnya orang tua kita, pernahkah kita berpikir untuk berterima kasih kepada mereka yang telah merawat, membesarkan, mendidik dan melimpahkan kasih sayangnya kepada kita???

cerita motivasi cinta (721), cerita penuh inspirasi (185), kumpulan cerita penuh hikmah (83), kata penuh inspirasi (61), artikel motivasi cinta (54), cerita penuh motivasi (53), kata-kata penuh inspirasi (39), cerita hikmah cinta (36), kisah penuh inspirasi (36), kata penuh cinta (32), kata kata penuh inspirasi (32), kata kata penuh cinta (30), kata-kata penuh hikmah (28), cerita penuh inspiratif (27), kata-kata penuh cinta (26), cerita penuh hikmah (25), cerita cinta penuh hikmah (21), cerita motivasi tentang cinta (20)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *