Setahun sudah umur blog ini. Tanpa terasa, sudah setahun kita bertemu, bertutur sapa, bercengkraman, eh…salah bercengkrama.. Awalnya blog ini mengalami kekacauan, karena pihak hosting pertama itu tutup karena pemindahan server, tapi gak jelas sampe kapan, ya akhirnya pindah hosting. Karena berangkat dari kekacauan dan kegaptekan, blog ini juga kayaknya acak (hmm.. kalo kayaknya acak, artinya gak acak donk…). Ya, kalo menurut saya, blog ini memang acak isinya, topiknya gak beraturan, sesuai yang ngisi blog ini. Yang ngisi blog ini pikirannya terkadang acak. Siapa ya yang ngisi blog ini? Kayaknya saya kenal deh…

Nah, dulu saya pernah dapat kata nasehat. Kata mencerminkan perasaan. Atau dibalik, perasaan tercermin di dalam kata-kata. Isi blog ini kadang acak,karena memang saya menulisnya acak juga. hehe… Ya, agar pikiran tidak terlalu terpola. Saya pribadi dulunya berpikir polaris (wah, betul gak ya istilah polaris ini). Saya terlalu terpola (kadang-kadang sekarang juga begitu). Mungkin ini karena disebabkan dulunya saya hobby pelajaran Matematika waktu skul dulu. Termasuk juara matematik juga loh, dulunya… Makanya pikiran saya jadi terpola. Terus….
[hidepost]

Setelah saya dewasa, dan berkembang kedewasaannya,wuihh… bahasanya nyerempet..  saya menemukan cara berpikir acak yang diajarkan oleh seorang tokoh sukses. Sejak saat itu, saya mencoba

[intlink id=”201″ type=”post” target=”_blank”]mengacak[/intlink] pikiran saya, dari yang biasa terpola, ya, seperti layaknya orang kuadran kiri, rasio gitu, perlahan saya kombinasikan dengan berpikir acak. Ya,kata tokoh sukses itu, untuk menjadi pengusaha, perlu juga berpikir acak, selain terpola. Soal berpikir acak ataupun terpola, semuanya bagus. Menurut saya, ya tinggal

[intlink id=”85″ type=”post” target=”_blank”]dikombinasikan,[/intlink] dan dipakai sesuai kegunaan. Kapan menggunakan berpikir acak, kapan menggunakan berpikir terpola. Yang penting, penampilan gak acak-acakan aja 🙂
[/hidepost]